Rabu, Juli 2, 2025
BerandaLainnyaEkonomi NTB Lesu, DPRD Minta Pemerintah dan BPS Sajikan Data Rill

Ekonomi NTB Lesu, DPRD Minta Pemerintah dan BPS Sajikan Data Rill

Portallombok – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Triwulan I-2025 mengalami kontraksi signifikan.

Ekonomi provinsi NTB tercatat mengalami penurunan di banding dengan triwulan sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, ekonomi provinsi ini tercatat mengalami penurunan sebesar 2,32 persen dibandingkan Triwulan IV, secara tahunan ekonomi NTB juga mengalami kontraksi sebesar 1,47 persen.

Namun, jika sektor tambang dikeluarkan dari perhitungan, ekonomi NTB justru mencatat pertumbuhan positif. Tanpa sektor tambang, pertumbuhan ekonomi NTB pada Triwulan I-2025 tumbuh sebesar 0,95 persen dan 5,57 persen.

Anggota Komisi III DPRD NTB Bidang Keuangan dan Perbankan, M. Nasib Ikroman, angkat bicara menyoroti dominasi sektor tambang dalam struktur pertumbuhan ekonomi NTB. Ia menilai, sektor tambang, khususnya ekspor konsentrat, tidak mencerminkan ekonomi riil masyarakat NTB.

“Kalau mau melihat ekonomi riil, sektor tambang seharusnya dikeluarkan. Yang benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi NTB adalah sektor pertanian dalam arti luas, pariwisata, dan perdagangan,” tegas politisi Partai Perindo itu.

Ikroman juga mengingatkan agar pemerintah dan BPS memiliki persepsi yang sama dalam menyajikan data pertumbuhan ekonomi. Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam menilai kontribusi sektor tambang terhadap ekonomi daerah.

“Jangan saat tambang sedang naik, dimasukkan demi pencitraan. Tapi ketika sektor tambang lesu dan pertumbuhan ekonomi turun, tambang malah dikeluarkan. Kita harus fair dalam menyikapi hal ini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPS NTB Wahyudin menjelaskan, kontraksi ekonomi NTB pada awal tahun ini disebabkan oleh belum terealisasinya sebagian besar anggaran proyek dari APBD 2025, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Selain itu, nihilnya ekspor tambang sejak awal tahun juga memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kita maklumi bersama, di Triwulan I-2025 belum banyak realisasi anggaran untuk proyek-proyek APBD. Ini menjadi salah satu penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi kita,” kata Wahyudin.***

vr

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments