PortalLombok.com – Sambut Hari Kebangkitan Nasional ke-116 yang jatuh tanggal 20 Mei 2024 menjadi kebangkitan bersama dalam membangun daerah, DPRD NTB soroti perihal kebangkitan Sumber Daya Manusia khususnya di Nusa Tenggara Barat.
Kebangkitan SDM menjadi satu persoalan yang penting untuk diangkat di masa saat ini, khususya dalam mengatasi permasalahan penurunan angka kemiskinan.
Persoalan kemiskinan adalah salah satu yang harus dilawan bersama bagi kesejahteraan dengan semangat kebangkitan nasional.
Hal ini disampaikan oleh anggota DPRD NTB Made Slamet yang menyebutkan bahwa para pendiri bangsa telah menanamkan pondasi dalam membangun bangsa, Negara dan daerah. Tak terkecuali dalam memerangi kemisikinan.
Penguatan sumber daya manusia (SDM) dinilai sebagai kekuatan besar yang dapat mengikis angka kemiskinan. Sebab SDM yang hebat akan berdampak positif dalam pembangunan diberbagai lini kehidupan.
“SDM ini yang kita kedepan. selama ini orietasi yang kita bangun ada fisik tapi SDM nya keteter. Nah ketika fisiknya ada tapi sumber daya manusianya tidak bisa menggarap maka itu menjadi persoalan,” katanya, saat diwawancara, Senin 20 Mei 2024.
Made Slamet menegaskan, jika sumber daya manusia ini terus berkembang dan meningkat maka secara otomatis akan meningkatkan drajat hidup masyarakat.
Pemerintah diharapkan untuk menelurkan kebijakan-kebijakan yang populis dan pro rakyat dalam memastikan penguatan sumber daya manusia ini berjalan ditengah masyarakat.
“Semua akan serba menurut kalau SDM kita tidak meningkat. Baik itu kemiskinan, IPM dan lainnya. Sehingga SDM ini harus kita kawal bersama dengan mengeluarkan kebijakan yang tepat,” ujarnya.
Memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada anak didik dan juga mahasiswa dalam menuntut ilmu harus diperbanyak. Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak memberatkan masyarakat juga harus menjadi atensi bersama dalam memberikan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi.
Baca juga : Masuk Musim Haji, DPRD NTB Ingatkan Pelayanan Maksimal Bagi Calon Jamaah Haji
“UKT yang tinggi akan menutup peluang bagi anak-anak kita yang berprestasi tapi tidak mampu akan terkubur. Disatu sisi kita mau meningkatkan SDM tapi ada regulasi yang memberatkan,” ungkapnya.
