Rabu, Juni 18, 2025
BerandaLombokSemakin Sempit! Lahan Pertanian Produktif Di NTB Menyusut, Distanbun Sebut Alasannya

Semakin Sempit! Lahan Pertanian Produktif Di NTB Menyusut, Distanbun Sebut Alasannya

PortalLombok.com- Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB sebuh lahan pertanian produktif di NTB kian sempit dan menyusut seiring pertumbuhan penduduk yang cepat.

Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB sebut saat ini permukiman mulai padat yang menyebabnkan menyempitnya lahan pertanian produktif di NTB.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Lahan Pertanian Produktif di NTB menyusut (berkurang) mencapai 10 ribu hektare (Ha).

Dari jumlah awal sebesat 270 ribu Hektare menjadi 260 ribu Ha. Hal ini di sebankan oleh pertumbuhan penduduk sehingga lahan pemukiman semakin padat.

“Ada penyusutan sepuluh ribu lebih,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Fathul Gani di Mataram kemarin, Senin 10 April 2023.

Gani mengatakan penyebab utamanya karena makin meluasnya lahan permukiman dampak dari penambahan jumlah penduduk di setiap kabupaten kota.

Baca juga : NTB Tolak Beras Impor, Kadis Pertanian: Kita Surplus!

“Penyusutan yang masif itu di pulau Lombok.  Semua kabupaten kota termasuk di kabupaten Bima juga iya. Tapi tidak semasif di pulau Lombok,” paparnya.

Diakui Gani penyusutan lahan pertanian produktif ini cukup mengkhawatirkan terutama dari target produksi Padi setiap tahun. Pihaknya hanya bisa berharap perluasan permukiman warga tidak serta merta menggerungi lahan produktif yang ada.

“Kita rekomendasikan untuk lahan pemukiman adalah lahan lahan yang kurang produktif. Hanya itu yang bisa diarahkan,” paparnya.

Jika pun terpaksa mengambil lahan produltif setidaknya kepala daerah di masing-masing kabupaten kota supaya menyiapkan pengganti. Minimal sama kuantitas produksi dari lahan yang dipakai yang dijadikan pemukiman.

“Kita harus berpikir untuk generasi selanjutnya kita meninggalkan sesuatu yang baik,” terangnya.

Keberadaan NTB sebagai daerah lumbung pangan nasional harus terus dipertahankan. Beruntungnya ada proses penyadaran setiap pimpinan daerah betapa pentingnya mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan itu.

Meski terjadi penyusutan, produksi padi tidak berkurang. Tahun 2022 lalu NTB berhasil memproduksi 1,3 juta ton gabah tranggiling. Jumlah tersebut jika disetarakan dengan beras sebesar 900 ribu ton. Sementara jumlah konsumsi beras masyarakat NTB sebanya 600 ribu ton. Sehingga ada surplus beras 300 ribu ton.

“Inilah yang diapresiasi pusat, NTB mampu menpertahankan swasembada pangan dan sebagai penompang pangan nasional ditengah semakin menyuautnya lahan pertanian,” bebernya.

Baca juga : Berkah Ramadhan! 955 Petugas Tenaga Kebersihan Kota Mataram Terima Bantuan Beras dan Uang Tunai, Ini Rinciannya

Mantan Kadis Ketahan Pangan NTB itu mengatakan sebagai ikhtiar mempertahankan target produksi, pihaknya akan mendorong pola tanam lebih banyak lagi. Jika semula Petani menanam sekali maka dalam satu tahun harus dua kali. Jika dua kali maka harus bertanam tiga kali dan seterusnya.

“Kami dinas teknis melakukan semacam intenfistas bagaiman pola tanam bisa nambah,” pungkasnya.***

(RV)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments