Portallombok – Wakil Ketua DPRD NTB, H. Muzihir, mengapresiasi respon cepat Pemerintah Kota Mataram dan Pemerintah Provinsi NTB dalam menangani banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Mataram. Namun, ia menekankan pentingnya langkah antisipatif pascabencana agar kejadian serupa tidak terulang.
“Pertama, saya apresiasi Pak Gubernur dan Wali Kota. Cepat tanggap itu. Tapi musibah ini tidak bisa diprediksi, hujan cuma tiga jam, tapi dampaknya luar biasa,” ujar Muzihir Rabu (9/7/2025).
Menurutnya, banjir kali ini merupakan yang terparah selama 50 tahun ia tinggal di Kota Mataram. Ia menyebut sejumlah penyebab utama genangan air, mulai dari sedimentasi sungai, bangunan liar di atas saluran air, hingga saluran drainase yang ditutup warga untuk keperluan pribadi.
“Sungai itu sudah dangkal sekali, harus dikeruk. Jembatan juga perlu ditinggikan, dan rumah-rumah yang menutup aliran sungai wajib dibongkar,” tegasnya.
Ia menyoroti kawasan Sekarbele hingga Mejeluk yang mengalami kerusakan parah. Menurutnya, alat berat bahkan kesulitan masuk akibat jalanan yang sempit dan drainase yang tersumbat.
“Ini butuh keberanian dari Wali Kota untuk menertibkan semua drainase yang ditutup warga, baik karena jualan, parkir, atau bangunan liar,” kata Muzihir.
Selain itu, Muzihir menyoroti perlunya penataan ulang pemukiman di bantaran kali, seperti yang telah dilakukan di Dasan Agung dan Dasan Sari. Ia menyarankan agar warga di sepanjang kali atau sungai diberi ruang untuk membalik arah rumah agar tidak membelakangi sungai.
“Tadi saya lihat di Majeluk itu masih banyak lahan. Bisa dibikin jalur 3–4 meter di pinggir kali untuk akses dan mencegah pemukiman liar,” ujarnya.
Dari hasil tinjauannya, Muzihir menyebut masyarakat saat ini lebih membutuhkan peralatan rumah tangga seperti kompor, panci, dan selimut, bukan lagi makanan.
“Makanan saya lihat sudah cukup. Tapi alat masak dan perabot rumah tangga itu yang habis semua,” katanya.
Wakil Rakyat Dapil Kota Mataram ini menegaskan pentingnya penanganan pascabencana secara menyeluruh, bukan hanya membersihkan sampah, tapi juga mengantisipasi penyakit dan melakukan pembenahan infrastruktur secara berani dan tegas.
“Ini belum musim hujan, tapi Kota Mataram sudah terendam. Kalau penataan tidak dilakukan sekarang, banjir akan terus terulang.***
Vr
