PortalLombok.com – Pondok Pesantren Al-Zaytun kini menjadi perbincangan di media sosial karena memunculkan kontroversi yang dianggap menyimpang dari ajaran agama Islam.
Pondok Pesantren Al-Zaytun kini bahkan menjadi sorotan pemerintah karena banyaknya aduan masyarakat yang menggap ajaran pendidikan pondok ini sesat.
Pimpinan Pondok Pesantren AL-Zaytun Panji Gumilang tidak hentinya mengeluarkan pernyataan yang dianggap menyimpang dari ajaran agama Islam, dan membuat masyarakat geram.
Bahkan Pondok Pesantren Al-Zaytun sempat di demo Forum Indramayu Menggugat (FIM) dan menuntut pemerintah untuk mengusut dugaan aliran sesat di Pondok Pesantren pimpinan Panji Gumilang tersebut.
Berikut 7 deretan kontroversi Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, dilansir dari berbagai sumber, Senin 26 Juni 2023.
Pertama, shaf shalat berjamaah campur antara laki-laki dan perempuan
Saat perayaan Idul Fitri 1444 Hijriah lalu beredar foto pelaksanaan shalat ied yang digelar di Pondok Pesantren Al-Zaytun, foto ini menjadi viral pasalnya shaf shalat berjamaah antara perempuan dan laki-laki dicampur tanpa ada pemisah.
Foto ini menjadi viral dan menjadi pembicaraan di masyarakat dianggap menyimpang dari ajaran agama islam.
Kedua, shalat dilakukan dengan jaga jarak
Pondok pesantren Al-Zaytun juga mengajarkan shalat berjamaah di mana shafnya saling menjaga jarak, hal ini dianggap bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Seperti diketahui dalam ajaran agama islam baik dalam Al-Qur’an dan Hadis secara tegas menganjurkan merapatkan barisan shaf.
Ketiga, menyanyikan lagu salam khas agama Yahudi
Tidak hanya menyimpang adalam urusan pelaksanaan ibadah shalat, Pondok Pesantrean Al-Zaytun juga sempat viral usai video Panji Gumilang bersma santri menyanyikan lagu ‘Shalom Alchem’ yang disebut LBM NU Jawa Barat merupakan lirik lagu yang melekat dengan salam khas Agama Yahudi.
Bagi LBM NU Jawa Barat, haram hukumnya bagi umat muslim untuk menyanyikan lagu tersebut.
Keempat, Ponpes Al-Zaytun dianggap terafiliasi NII (Negara Islam Indonesia)
Pada tahun 2002 MUI pernah temukan adanya ajaran sesat di Pondok Pesantren Al-Zaytun dan dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia atau NII KW IX yakni, adanya gerakan pemberontakan bersenjata yang terpecah menjadi kelompok teroris.
Kelima, Panji Gumilang sebut ibadah Haji tidak harus di Mekkah
Panji Gumilang juga membuat viral di media sosial yang mengatakan bahwa pelaksanaan ibadah haji tidak harus dilakukan di Mekkah dan Madinah.
Pernyataan Panji Gumilang terkait pelaksanaan Ibadah Haji menjadi viral di media sosial, bahkan pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun ini mengungkapkan jika ibadah haji dapat dilakukan di Indonesia.
Bagi Panji Gumilang tanah di Indonesia sama merupakan tanah yang suci saa dengan Mekkah dan Madinah.
Menurut Ketua Umum MUI Jawa Barat hal yang disampaikan Panji Gumilang terkait pelaksanaan ibadah haji tidak harus di Mekkah dan Madinah jelas tidak sesuai dengan syariat-syariat dalam agama Islam pada umumnya.
Keenam, penyimpangan penafsiran Al-Qur’an sebut hanyalah karangan Nabi Muhammad
Menurut LBNU Jabar, Pondok Pesantren Al-Zaytun melakukan penafsiran kitab suci AL-Quran dengan menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran Ahlussunah Wal Jamaah.
Panji Gumilang menyatakan Al Quran hanya merupakan karangan Nabi Muhammad SAW.
“Bukan kalam Allah SWT, tapi kalam Nabi Muhammad yang didapat daripada wahyu,” ujar Panji Gumilang dikutip dari Instagram @muhammad_khalil_99.
Adapun Panji mengatakan, dirinya memiliki landasan soal pernyataan tersebut.
Menurutnya hal ini telah disampaikan Nabi Muhammad SAW melalui lisannya.
“Nabi Muhammad sudah mendeklarasikan ‘Dzalikal kitabu la’ itu Nabi Muhammad yang mendeklarasikan itu, atas wahyu Ilahi,” ungkapnya
Panji menyebut, jika Allah berbicara dengan bahasa Arab maka ia khawatir orang yang tidak mengerti akan kesulitan.
“Nah, kalau Allah berbahasa Arab, susah nanti ketemu dengan orang Indramayu. ‘Prewek’ nggak ngerti, gusti Allah nggak ngerti artinya,” sambung Panji sambil tertawa.
Ketujuh, tertutup dan memiliki kelompok militer
Dalam kajian MUI pada tahun 2020, Pondok Pesantren Al-Zaytun dinilai janggal karena melakukan pola perekrutan, pungutan uang, dan tidak memberi akses umum.
Bahkan Pondok Pesantren Al-Zaytun juga memiliki kelompok seperti militer yang dilengkapi anjing jenis Herder dan German Shepherd.***
(PL-01)
Sumber: Berbagai sumber